Menjadi Sukses Dengan Bekerja Keras?
Seperti kita tahu kadang saat kita bekerja, itu menjadi
sebuah rutinitas yang menyebalkan. Kadang ingin kita keluar dari hal itu dan
membentuk sesuatu yang baru walau terkadang kita juga takut akan berubah. Semua
cerita dibawah ini ada yang fiktif dan ada yang benar-benar kisah nyata. Namun
semuanya mengajarkan kita bagaimana seharusnya manusia hidup, bagaimana dengan bekerja
keras kita bisa mendapatkan apapun yang kita inginkan sehingga kita bisa
disebut menjadi orang sukses.
Kisah Si Penebang Pohon
Alkisah, seorang pedagang kayu
menerima lamaran seorang pekerja untuk menebang pohon di hutannya. Karena gaji
yang dijanjikan dan kondisi kerja yang bakal diterima sangat baik, sehingga si
calon penebang pohon itu pun bertekad untuk bekerja sebaik mungkin.
Saat mulai bekerja, si majikan memberikan sebuah kapak dan
menunjukkan area kerja yang harus diselesaikan dengan target waktu yang telah
ditentukan kepada si penebang pohon.
Hari pertama bekerja, dia berhasil merobohkan 8 batang
pohon. Sore hari, mendengar hasil kerja si penebang, sang majikan terkesan dan
memberikan pujian dengan tulus, “Hasil kerjamu sungguh luar biasa! Saya sangat
kagum dengan kemampuanmu menebang pohon-pohon itu. Belum pernah ada yang
sepertimu sebelum ini. Teruskan bekerja seperti itu”.
Sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari si
penebang bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil merobohkan 7
batang pohon. Hari ketiga, dia bekerja lebih keras lagi, tetapi hasilnya tetap
tidak memuaskan bahkan mengecewakan. Semakin bertambahnya hari, semakin sedikit
pohon yang berhasil dirobohkan. “Sepertinya aku telah kehilangan kemampuan dan
kekuatanku, bagaimana aku dapat mempertanggungjawabkan hasil kerjaku kepada
majikan?” pikir penebang pohon merasa malu dan putus asa. Dengan kepala
tertunduk dia menghadap ke sang majikan, meminta maaf atas hasil kerja yang
kurang memadai dan mengeluh tidak mengerti apa yang telah terjadi.
Sang majikan menyimak dan bertanya kepadanya, “Kapan
terakhir kamu mengasah kapak?”
“Mengasah kapak? Saya tidak punya waktu untuk itu, saya sangat sibuk setiap hari menebang pohon dari pagi hingga sore dengan sekuat tenaga”. Kata si penebang.
“Nah, disinilah masalahnya. Ingat, hari pertama kamu kerja? Dengan kapak baru dan terasah, maka kamu bisa menebang pohon dengan hasil luar biasa. Hari-hari berikutnya, dengan tenaga yang sama, menggunakan kapak yang sama tetapi tidak diasah, kamu tahu sendiri, hasilnya semakin menurun. Maka, sesibuk apapun, kamu harus meluangkan waktu untuk mengasah kapakmu, agar setiap hari bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil yang maksimal.
“Mengasah kapak? Saya tidak punya waktu untuk itu, saya sangat sibuk setiap hari menebang pohon dari pagi hingga sore dengan sekuat tenaga”. Kata si penebang.
“Nah, disinilah masalahnya. Ingat, hari pertama kamu kerja? Dengan kapak baru dan terasah, maka kamu bisa menebang pohon dengan hasil luar biasa. Hari-hari berikutnya, dengan tenaga yang sama, menggunakan kapak yang sama tetapi tidak diasah, kamu tahu sendiri, hasilnya semakin menurun. Maka, sesibuk apapun, kamu harus meluangkan waktu untuk mengasah kapakmu, agar setiap hari bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil yang maksimal.
Sekarang mulailah mengasah kapakmu dan segera kembali
bekerja!” perintah sang majikan. Sambil mengangguk-anggukan kepala dan mengucap
terimakasih, si penebang berlalu dari hadapan majikannya untuk mulai mengasah
kapak.
Sama seperti si penebang pohon, kita pun setiap hari, dari
pagi hingga malam hari, seolah terjebak dalam rutinitas terpola. Sibuk, sibuk
dan sibuk, sehingga seringkali melupakan sisi lain yang sama pentingnya, yaitu
istirahat sejenak mengasah dan mengisi hal-hal baru untuk menambah pengetahuan,
wawasan dan spiritual. Jika kita mampu mengatur ritme kegiatan seperti ini,
pasti kehidupan kita akan menjadi dinamis, berwawasan dan selalu baru !
Penulis : Andrie Wongso
No comments:
Post a Comment
Silahkan jika anda yang ingin komentar, namun tolong gunakan bahasa yang sopan