Begitu banyak
peninggalan-peninggalan bersejarah dengan nilai-nilai keimanan tinggi terkumpul
di Madinah. Keutamaan dan kemuliaan kota Madinah menghiasi pendengaran dan
penglihatan.
Allah 'Azza wa Jalla menjadikan kota Madinah sebaik-baik tempat
setelah Makkah Al Mukarramah. Tempat diturunkannya wahyu dan tempat bertemunya
antara Muhajirin dan Anshor, dan di dalamnya ditegakkan bendera jihad fi
sabilillah dan tersebarnya Al Islam keseluruh penjuru alam. Banyak hadist Nabi Shallallahu
'Alaihi Wasallam menjelaskan sisi-sisi
keutamaan kota Madinah. Diantaranya adalah
:
1. Madinah Sebagai Kota Suci
Madinah oleh Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam dijadikan sebagai kota
suci. Di sinilah Islam tumbuh, berkembang, dan menyebar luas, sehingga semesta
yang pada waktu itu tertutup oleh kegelapan jahiliyah menjadi terang benderang
oleh cahaya Islam.
Diriwayatkan dari
Abdullah bin Zaid bin `Ashim Radhiyallahu 'Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ حَرَّمَ مَكَّةَ وَدَعَا لِأَهْلِهَا
وَإِنِّي حَرَّمْتُ الْمَدِينَةَ كَمَا حَرَّمَ إِبْرَاهِيمُ مَكَّةَ وَإِنِّي
دَعَوْتُ فِي صَاعِهَا وَمُدِّهَا بِمِثْلَيْ مَا دَعَا بِهِ إِبْرَاهِيمُ
لِأَهْلِ مَكَّةَ
"Sesungguhnya
Ibrahim telah mengharamkan Makkah dan mendoakan penduduknya dan sesungguhnya
aku mengharamkan Madinah sebagaimana Ibrahim telah mengharamkan Makkah. Dan
sesungguhnya aku juga berdoa agar setiap sha` dan mudnya diberkahi dua kali
lipat dari yang didoakan Ibrahim untuk penduduk Makkah." (HR. al-Bukhari
dan Muslim)
Dari Jabir Radhiyallahu
'Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam bersabda,
إِنَّ إِبْرَاهِيْمَ حَرَّمَ مَكَّةَ. وَإِنِّي
حَرَّمْتُ الْمَدِيْنَةَ مَا بَيْنَ لاَبَتَيْهَا. لاَ يُقْطَعُ عِضَاهُهَا
وَلاَ يُصَادُ صَيْدُها
"Sesungguhnya Ibrahim
menjadikan Makkah Tanah Suci dan aku menjadikan Madinah Tanah Suci di antara
tepinya. Tidak boleh ditebang kayu berdurinya dan tidak boleh diburu binatang
buruannya." (HR. Al-Bukhari)
Dan Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam telah menjelaskan
batasan-batasan tanah haram di Madinah. Wilayah haram membentang dari Gunung
Tsaur (yang merupakan perbatasan sebelah utara) hingga Gunung I'er (yang
merupakan perbatasan sebelah selatan). Dan dari Harroh Waqim (yang merupakan
perbatasan sebelah timur) hingga Harroh Wabroh (yang merupakan perbatasan
sebelah barat).
2. Jaminan Syafaat Bagi Orang yang Menanggung Kesusahan di
Madinah dan Meninggal di Dalamnya
Ini merupakan sebuah
kehormatan bagi penduduk Madinah atau yang menziarahinya apabila meninggal di
dalamnya. Rasullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menganjurkan umatnya agar menutup usia di Kota
tersebut. Beliau bersabda,
“Siapa yang mampu menutup
usia di Madinah, maka hendaklah dia meninggal di sana, karena aku memberi
Safa`at pada orang yang meninggal di sana.”( HR. Tirmizi dan Ahmad)
Diriwayatkan dari Sa'id
bin Abu Sa'id dari Abu Sa'id maula Al-Mahri, dia datang kepada Abu Sa'id Al
Khudri Radhiyallahu
'Anhu di malam peristiwa
Al-Harrah meminta nasehatnya untuk keluar dari Madinah, seraya mengeluhkan
harga barang-barang yang tinggi dan ia mempunyai banyak tanggungan. Dia
menyampaikan, sudah tidak mampu lagi menanggung cobaan dan kesulitan hidup
Madinah. Lalu Abu Sa'id Al-Khudri Radhiyallahu 'Anhu menjawab, “Celakalah engkau! Aku tidak
merestuimu untuk melakukan hal itu, karena sesungguhnya aku pernah mendengar
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalambersabda:
لَا يَصْبِرُ أَحَدٌ عَلَى لَأْوَائِهَا فَيَمُوتَ
إِلَّا كُنْتُ لَهُ شَفِيعًا أَوْ شَهِيدًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا كَانَ
مُسْلِمًا
"Tidaklah seseorang yang
tetap tinggal (di Madinah), bersabar dengan cobaan dan kesukarannya lalu
meninggal di sana, melainkan aku akan memberi Safa'at dan menjadi saksinya pada
hari kiamat, jika ia seorang muslim.”(HR. Muslim)
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu
'Anhuma, ia pernah mendengar
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ صَبَرَ عَلَى لَأْوَائِهَا كُنْتُ لَهُ
شَفِيعًا أَوْ شَهِيدًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Siapa bersabar
dengan kesukaran di Madinah, maka aku akan memberi syafa'at atau menjadi
saksi untuknya pada hari Kiamat." (HR. Muslim)
Dalam sabdanya yang
lain,
مَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يَمُوتَ
بِالْمَدِينَةِ فَلْيَفْعَلْ فَإِنِّي أَشْهَدُ لِمَنْ مَاتَ بِهَا
Siapa di antara kalian
yang bisa meninggal di Madinah, hendaklah dia berusaha ke arah itu. Karena
sesungguhnya Aku menjadi saksi bagi siapa yang meninggal di sana." (HR.
Muslim dari Ibnu Umar)
Amirul Mukminin, Umar
bin Khathab Radhiyallahu 'Anhu pernah berkeinginan meninggal di kota Madinah,
beliau berdoa,
اللَّهُمَّ ارْزُقْنِي شَهَادَةً فِي سَبِيلِكَ
وَاجْعَلْ مَوْتِي فِي بَلَدِ رَسُولِكَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
"Ya Allah, karuniakanlah
aku syahid di jalan-Mu dan jadikan kematianku di negeri Rasul-Mu Shallallahu
'Alaihi Wasallam (Madinah)."
(HR. Bukhari)
3. Tempat Kembalinya Keimanan
Tidak diragukan lagi,
Madinah adalah ibukota pertama umat Islam dan darinya tersebar Islam keseluruh
penjuru alam. Dan setiap muslim menyimpan rasa rindu untuk menziarahinya dan
karena kecintaannya kepada Rasulullah Shalallahu A'laihi Wasallam.
Diriwayatkan dari Abu
Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
إِنَّ الْإِيمَانَ لَيَأْرِزُ إِلَى الْمَدِينَةِ
كَمَا تَأْرِزُ الْحَيَّةُ إِلَى جُحْرِهَا
“Sesungguhnya keimanan
akan kembali ke Madinah seperti kembalinya seekor ular ke dalam lubangnya.”( HR. Bukhari dan Muslim)
4. Bebas dari Thaun dan Dajjal
Salah satu keutamaan
kota Madinah lainnya adalah ia dijaga oleh para Malaikat sehingga tha’un—yaitu
wabah penyakit menular yang bisa memusnahkan semua penduduk suatu negeri— dan
Dajjal tidak bisa memasukinya. Banyak hadits-hadits shahih yang menjelaskan
tentangnya.
Diriwayatkan dari Abu
Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Di pintu-pintu masuk
Madinah terdapat para malaikat sehingga wabah tha’un dan Dajjal tidak bisa
memasukinya.” (HR. Al Bukhari dan
Muslim)
Dalam hadits lain,
diriwayatkan dari Anas Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Tidaklah setiap negri melainkan
Dajjal akan menginjakkan kakinya di sana kecuali Makkah dan Madinah. Dan
tidaklah setiap pintu masuk kota tersebut melainkan ada para malaikat yang
berbaris menjaganya. Lalu Dajjal singgah di Sapha, kemudian Madinah berguncang
tiga kali dan melemparkan setiap orang kafir dan munafik dari dalamnya menuju
ke tempat Dajjal." (HR. Bukhari dan Muslim, redaksinya berasal dari
Muslim)
5. Madinah Adalah Tempat Yang Penuh Barakah Dan Kebaikan
Diriwayatkan dari Zaid
bin Tsabit Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda tentang kota Madinah,
إِنَّهَا طَيْبَةُ يَعْنِي الْمَدِينَةَ
وَإِنَّهَا تَنْفِي الْخَبَثَ كَمَا تَنْفِي النَّارُ خَبَثَ الْفِضَّةِ
"Ia Thaibah, yaiut
Madinah. Ia menghilangkan segala keburukan sebagaimana api yang menghilangkan
kotoran pada perak." (HR. Muslim)
Dari 'Aisyah Radhiyallahu
'Anha berkata, "Kami tiba
di Madinah ketika kota tersebut dilanda wabah penyakit sehingga Abu Bakar dan
Bilal mengeluhkan keadaan itu. Ketika Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam menyaksikan keluhan para
sahabatnya, beliau berdoa:
اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَمَا
حَبَّبْتَ مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ وَصَحِّحْهَا وَبَارِكْ لَنَا فِي صَاعِهَا
وَمُدِّهَا وَحَوِّلْ حُمَّاهَا إِلَى الْجُحْفَةِ
" Ya Allah,
jadikanlah kami cinta kepada Madinah sebagaimana Engkau membuat kami mencintai
Makkah bahkan lebih besar lagi, bersihkanlah lingkungannya, berkatilah untuk
kami dalam setiap sha` serta mudnya (sukatan) dan alihkanlah wabah penyakit
(Madinah) ke daerah Juhfah." (HR. Muslim)
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ حَرَّمَ مَكَّةَ وَدَعَا
لِأَهْلِهَا وَإِنِّي حَرَّمْتُ الْمَدِينَةَ كَمَا حَرَّمَ إِبْرَاهِيمُ مَكَّةَ
وَإِنِّي دَعَوْتُ فِي صَاعِهَا وَمُدِّهَا بِمِثْلَيْ مَا دَعَا بِهِ
إِبْرَاهِيمُ لِأَهْلِ مَكَّةَ
"Sesungguhnya
Ibrahim telah mengharamkan Makkah dan mendoakan penduduknya dan sesungguhnya
aku mengharamkan Madinah sebagaimana Ibrahim telah mengharamkan Makkah. Dan
sesungguhnya aku juga berdoa agar setiap sha` dan mudnya diberkahi dua kali
lipat dari yang didoakan Ibrahim untuk penduduk Makkah." (HR. al-Bukhari
dan Muslim)
6. Memiliki Beberapa Nama yang Mulia
Madinah memiliki nama
banyak yang menunjukkan akan kedudukannya yang tinggi. Tetapi hanya ada enam
nama yang tersebutkan dalam hadits-hadits shahih, yaitu:
a. Yatsrib, ini adalah
nama Madinah di zaman jahiliah. Lalu Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam menggantinya karena
maknanya yang buruk dan melarang menggunakan nama ini setelah Islam.
b. Al-Madinah, merupakan
nama yang terkenal setelah hijrah. Telah datang banyak penyebutannya dalam Al
Quran dan As Sunnah shahihah.
c. Thobah & Thoibah,
kedua nama ini diberikan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
d. Ad Daar wal
Iman, datang penyebutan kedua nama ini dalam Al-Quran Al-Karim pada
firman Allah 'Azza wa Jalla,
وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ
مِنْ قَبْلِهِمْ
“Dan orang-orang yang
telah menempati kota Ad Daar wal Iman(yaitu kota Madinah) sebelum mereka." (QS. 59:9)
Masih banyak
hadits-hadits lain yang menjelaskan keutamaan kota Madinah. Semoga ada niat
besar dalam diri kita untuk menziarahinya, karena Shallallahu
'Alaihi Wasallam bersabda:
لَا تُشَدُّ الرِّحَالُ إلَّا إلَى ثَلَاثَةِ
مَسَاجِدَ : الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ ، وَمَسْجِدِي هَذَا ، وَالْمَسْجِدُ
الْأَقْصَى
"Janganlah
memaksakan bersafar (ke tempat tertentu karena keutamaan tempat tersebut)
kecuali untuk pergi ke tiga masjid: Masjidil Haram, Masjidku ini (Masjid
Nabawi), dan Masjidil Aqsha." (Muttafaq 'Alaih). Wallahu a’lam bishowaab.
Semoga bermanfaat. [www.voa-islam.com]
Oleh: Ust. Firman Firdaus
* Penulis adalah
Mahasiswa di Jami'ah Islamiyah Madinah.
No comments:
Post a Comment
Silahkan jika anda yang ingin komentar, namun tolong gunakan bahasa yang sopan