Habiskan Saja Gajimu
Penulis: Ahmad Gozali
Penerbit: TransMedia Pustaka
Tahun Terbit: 2013
Jumlah Halaman: 174 Halaman
ISBN: 978-979-799-242-2
Penulis: Ahmad Gozali
Penerbit: TransMedia Pustaka
Tahun Terbit: 2013
Jumlah Halaman: 174 Halaman
ISBN: 978-979-799-242-2
“Menyisakan gaji adalah cara mengatur keuangan
yang MENYAKITKAN dan tidak efektif. Menghabiskannya akan lebih efektif dan
tentunya MENYENANGKAN.”
Itulah kalimat efektif pemancing
yang membuat buku ini berakhir di tangan saya. Ketika kita – para Istri yang
bertindak sebagai manager keuangan – di hadapkan dengan setumpuk uang di awal
bulan, yang terjadi pertama kali setelah HamdaLlah adalah Pusing. Bingung
karena pos-pos yang kita catat memiliki kecenderungan menghabiskan 90 % gaji
kita dan berakhir dengan penderitaan pikir tentang Investasi yang harusnya kita
beri peluang lebih, sebagaimana banyak buku management keuangan juga pakar
keuangan keluarga bicara. Tapi Ahmad Gozali, mengemas buku agar kita memiliki
nilai pandang berbeda mengenai gaji dan segala siksaan yang terkandung
bersamanya.
Habiskan Saja Gajimu memberi
alternatif manajemen dengan cara yang sama tapi hasil yang berbeda. Bagaimana
bisa? Karena buku ini sangat memahami wanita yang akan jauh lebih suka
menghabiskan / membelanjakan uangnya ketimbang menyisihkannya. Dan karena pada
hakikat Uang adalah Alat Tukar SEHINGGA sudah pada tempatnya bila ia dihabiskan
/ dibelanjakan. Ini jelas sangat melegakan hati para wanita.
Menurut Ahmad Gozali ada 4 Pos
penting yang di haruskan saat Menghabiskan Gaji:
1. Pengeluaran yang bersifat Sosial
; Dalam Islam, setiap penghasilan harus dikeluarkan zakatnya, yang berarti 2,5%
dari penghasilan yang di dapat jelas bukan milik kita, melainkan “Hak Allah”
untuk disampaikan kepada yang berhak. Allah menitipkan 2,5% hak orang
lain dengan memberi kita ongkos kirim sebesar 97,5%, bisnis yang sangat menguntungkan
bukan? Maka keterlaluan sekali bila tidak kita lakukan.
2. Pengeluaran untuk cicilan utang;
Pos ini dinamakan “Hak Orang Lain”, karena utang memang hak orang lain yang
harus kita bayarkan. Dalam pos ini, KPR adalah salah satu penghuninya, alasannya
sebab walau harga rumah naik setiap tahunnya tetapi sifatnya adalah utang yang
bila tidak dibayarkan maka akan dikenakan denda dan mempengaruhi kredibilitas
ketika mengajukan kredit di bank berikutnya.
3. Pengeluaran untuk saving; “Hak
kita sendiri di masa depan” itu nama pos ketiga ini. Pos ini beranggotakan
semua yang berbentuk tabungan atau menabung secara umum. Tabungan, Reksadana,
Premi Asuransi, dan Investasi di manapun.
4. Pengeluaran untuk biaya hidup;
pos yang paling penting ini berada di urutan terakhir dari semua rangkaian cara
menghabiskan Gaji, yang dijuluki “Hak kita sendiri di masa sekarang”. Pos ini
berada di garis akhir karena hakikinya adalah pos yang paling mudah di atur dan
sangat fleksibel. Sebab banyak uang atau sedikit uang dalam pos ini, kita tetap
makan dan akan tetap bertahan hidup walau dengan pola yang berbeda. Dan karena
pos ini berada di garis finish maka kita berpeluang menghindari
berlebih-lebihan dalam gaya hidup.
Buku ini memberi perhitungan cantik
tentang cash flow orang kaya dan orang miskin yang sebenarnya memiliki
persentase pendapatan yang sama tetapi memiliki nilai saving dan shopping yang
berbeda. Ia, menyarankan kita terlebih dulu saving baru kemudian shopping agar
terbebas dari jeratan pikiran dan tersiksa batin dalam menyisihkan uang guna
melakukan saving. Dengan cash flow yang sama tapi hasil berbeda tentu akan
membuat pembaca tercengang betapa selama ini kita berhasil menelurkan siksaan
investasi setiap bulannya, dan cara ajaib ini hanya akan kita temukan di sini.
Buku ini baik dimiliki oleh siapa
saja, sebab benar-benar membantu merubah paradigma uang selama ini.
Kelebihan buku ini adalah Ahmad Gozali memaparkan alasan dari setiap cash flow
si kaya dan si miskin, menjawab setiap pertanyaan yang mungkin saja kita ajukan
saat membacanya sehingga ketika buku ini tandas kita baca, Ia tidak menyisakan
pertanyaan melainkan keinginan berpraktek. Hal lain yang juga patut diacungi
jempol adalah peletakan zakat sebagai batu pertama dalam seluruh pengeluaran,
dan pelabelan “Hak” dalam setiap pos bukan “Kewajiban” sehingga ini
sangat menyenangkan hati dan tidak membebani pikiran, sebab sifat manusia
yang banyak lebih peduli terhadap “Hak”. Meski kualitas kertas yang digunakan
kurang dan ilustrasi tak berwarna, buku ini sangat memberi kita kekuatan dalam
melewati hari-hari yang menyenangkan setelah menerima gaji bahkan hingga ke
tanggal tua nanti. Jadi tunggu apa lagi?? Ayo Habiskan Gajimu..!
No comments:
Post a Comment
Silahkan jika anda yang ingin komentar, namun tolong gunakan bahasa yang sopan